[1396]. Pada bulan Zulkaidah tahun keenam Hijriyyah Nabi Muhammad s.a.w.
beserta pengikut-pengikutnya hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan
'umrah dan melihat keluarga-keluarga mereka yang telah lama
ditinggalkan. Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Utsman
bin Affan lebih dahulu ke Mekah untuk menyampaikan maksud kedatangan
beliau dan kamu muslimin. Mereka menanti-nanti kembalinya Utsman,
tetapi tidak juga datang karena Utsman ditahan oleh kaum musyrikin
kemudian tersiar lagi kabar bahwa Utsman telah dibunuh. Karena itu Nabi
menganjurkan agar kamu muslimin melakukan bai'ah (janji setia) kepada
beliau. Merekapun mengadakan janji setia kepada Nabi dan mereka akan
memerangi kamu Quraisy bersama Nabi sampai kemenangan tercapai.
Perjanjian setia ini telah diridhai Allah sebagaimana tersebut dalam
ayat 18 surat ini, karena itu disebut Bai'atur Ridwan. Bai'atur Ridwan
ini menggetarkan kaum musyrikin, sehingga mereka melepaskan Utsman dan
mengirim utusan untuk mengadakan perjanjian damai dengan kaum
muslimin. Perjanjian ini terkenal dengan Shulhul Hudaibiyah.
[1397]. Orang yang berjanji setia biasanya berjabatan tangan. Caranya
berjanji setia dengan Rasul ialah meletakkan tangan Rasul di atas tangan
orang yang berjanji itu. Jadi maksud tangan Allah di atas mereka ialah
untuk menyatakan bahwa berjanji dengan Rasulullah sama dengan berjanji
dengan Allah. Jadi seakan-akan Allah di atas tangan orang-orang yang
berjanji itu. Hendaklah diperhatikan bahwa Allah Maha Suci dari segala
sifat-sifat yang menyerupai makhluknya.
|